Temu Kangen para  Pelaku Sejarah Irian Barat


Temu kangen para pelaku sejarah Kodjarsena  di lantai 10 Gedung Menara USM Jalan Soekarno – Hatta. (foto : ist)

Semarangsekarang.com (Semarang),- Universitas Semarang (USM) menjadi tuan rumah   kegiatan Makan Malam dan Ramah Tamah Kodjarsena (Korps Pelajar Serba Guna) yang berlangsung di Lantai 10 Gedung Menara USM,  Jumat (19/10/2024) malam.

 Temu  Kangen itu  dihadiri pelaku sejarah Kodjarsena, seperti Ir. H. Soeharsojo IPU., Mantan Gubernur Akademi Militer dan Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Darat, Mayjen TNI (Purn) Irvan Eddyson, Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah, Amir Machmud NS, Sekretaris PWI Provinisi Jateng, Setiawan Hendra Kelana, serta tamu undangan dari anggota Kodjarsena.

Adapun dari pihak USM,  hadir   Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof. Sudharto P. Hadi, MES, PhD., Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip, Prof. Dr. Ir. Hj. Kesi Widjajanti, S.E., M.M., Rektor USM, Dr. Supari, S.T.,M.T., dekan serta kaprodi di lingkungan USM.

Pelaku Sejarah Kodjarsena, sekaligus sebagai tuan rumah dan Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip, Ir. H. Soeharsojo IPU., menceritakan bahwa dahulu Kodjarsena terdiri atas 27 pelajar SMA yang berusia sekitar 16 tahun dari seluruh penjuru kota-kota di Indonesia yang sebagian besar dari Jakarta.

”Kodjarsena pada tahun 1964   bertugas   menjalankan misi di Irian Barat untuk dibawakan, dikibarkan bendera pada 17 Agustus 1964. Lalu yang angkatan ’65 itu bertugas di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada masa itu, kami diseleksi dan dipersiapkan untuk berangkat ke Irian Barat karena   saat itu di sana masih banyak terjadi baku tembak,” katanya.

Soeharsojo mengaku bangga dan terharu ketika mengibarkan bendera merah putih di Irian Barat yang sekarang bernama Papua. Tak hanya itu, timnya turut diangkat sebagai satuan tugas khusus Pramuka.

”Pada waktu itu belum ada Paskibraka dan ketika mengibarkan bendera itu dalam keadaan hujan disertai petir, tapi ketika bendera sudah berada di atas, hujannya berhenti, ini mungkin mukjizat. Itu adalah pengalaman yang sangat membanggakan dan tentunya adik-adik mahasiswa yang masih muda-muda ini harus punya spirit itu,” lanjutnya.

Pada kesempatan itu  Soeharsojo juga menceritakan bahwa dirinya   dipaksa dan dibantu oleh Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah, Amir Machmud NS untuk membuat buku auto biografi.  Dalam buku tersebut turut diceritakan tim serba guna kepada dunia.

”Saya dipaksa  membuat auto biografi oleh mas Amir, padahal saya tidak bisa membuat buku. Akhirnya, saya diminta buat cerita nanti Mas Amir yang menulis. Di sana saya  ceritakan tentang tim serba guna kepada dunia. Nanti yang angkatan ’65 bisa membuat buku mengangkat tentang Sulawesi,” imbuhnya.

Sementara itu, Rektor USM, Dr. Supari, S.T.,M.T., mengaku bangga atas kedatangan  anggota Kodjarsena. ”Alhamdulillah kita bisa bertemu di tempat yang sudah dipersiapkan oleh Pak Soeharsojo sejak lama. Korps Pelajar Serba Guna menjadi kebanggaan Presiden Pertama RI yaitu Ir. Soekarno, kalau beliau saja bangga apalagi kami yang di sini. Semoga ini menjadi berkah bagi kita dan menginspirasi kita bagaimana perjuangan untuk menyatukan Indonesia,” ujarnya.

Supari mengatakan, USM merupakan perguruan tinggi swasta yang spesifik,  yaitu menciptakan lulusan yang kompeten, Iptek yang berdaya guna dan berhasil guna untuk masyarakat.

“Orang-orangnya disiapkan untuk Indonesia, jadi ada visi ke-Indonesia-an.  Lima  pendiri USM juga memiliki tujuan lebih mulia jika kita ikut memintarkan dan mencerdaskan putra putri Indonesia,” tandasnya. (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top