Genjot Ekspor, Karantina Jateng Gelar Pelatihan Petugas QC Salak


Sesi foto bersama Peserta pelatihan quality control (QC) packing house/PH salak. (foto : humas karantina Jateng).

Semarangsekarang.com (Magelang),- Dihadapan peserta pelatihan quality control (QC) packing house/PH salak, Kepala Karantina Jateng Sokhib mengatakan, salak merupakan salah satu jenis buah yang diminati masyarakat lokal hingga mancanegara. Bahkan potensi ekspor salak terus meningkat, bahkan bisa menjangkau ke berbagai negara lain yang belum tersentuh. 

Karena itu dalam pembudidayaan salak, perlu digiatkan pengendalian  hama lalat buah secara serentak dan menyeluruh. Dan menerapkan Good Agricultural Practices (GAP)  secara  konsisten dan berkelanjutan.

“Penyampaian materi bimtek meliputi persyaratan, prosedur ekspor karantina tumbuhan, metode pengambilan contoh dan mitigasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada ekspor salak. Selama pelatihan, peserta mengikuti pre test, materi, praktek, wawancara dan post test. Harapannya petani makin berkompeten, produktif, kualitas QC meningkat dan keran ekspor salak ke Tiongkok dibuka kembali,” ungkap Sokhib.

Pernyataan itu disampaikan Sokhib saat memberikan sambutan pada pelatihan quality control (QC) packing house/PH salak, di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang beberapa waktu lalu. Pelatihan tersebut  diikuti oleh 25 peserta dari PH gabungan kelompok tani (gapoktan) Ngudi Luhur, Agro Nusa, Mitra Turindo, Buah Angkasa. Turut hadir Karantina Yogyakarta, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) Bantul, Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Bantul, serta  LPHP Kedu. 

Petugas QC menurut Sokhib wajib mengetahui critical control point (CCP). Dalam proses produksi, CCP sebagai upaya pengendalian untuk mencegah, mengurangi bahaya infestasi OPT di kebun, collecting house dan packing house.

“Peningkatan kualitas salak diharapkan dapat menggenjot ekspor salak dan melebarkan sayap merambah ke beberapa negara di belahan dunia yang selama ini belum tersentuh,” kata Sokhib menambahkan. 

Pelatihan quality control (QC) packing house/PH salak, ini dilakukan, guna mendukung kegiatan ekspor salak ke pasar luar negeri. Apalagi, kegiatan ekspor salak Indonesia ke luar negeri sempat dihentikan. Karena itu pelatihan ini  sangat penting.  Sehingga, diharapkan kualitas salak asal petani Indonesia  mampu berdaya saing dan memenuhi persyaratan negara tujuan. (Wahid/ss).

Berita Terkait

Top