Launching Buku “Mozaik Pengabdian di Bumi Kartini”, Kapolres Jepara : Semoga Bisa Menginspirasi
Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menyampaikan sambutan pada peluncuran buku Mozaik Pengabdian AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, S.I.K. M. PICT. M. KRIM di Bumi Kartini’, aula Resto Maribu Jepara, Sabtu (14/9/2024)
Semarangsekarang.com (Jepara),- Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan meluncurkan buku berjudul ‘Mozaik Pengabdian AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, S.I.K. M. PICT. M. KRIM di Bumi Kartini’. Acara tersebut berlangsung di aula Resto Maribu Jepara, Sabtu (14/9/2024).
Acara peluncuran buku ‘Mozaik Pengabdian AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, S.I.K., M.PICT., M.Krim di Bumi Kartini’ juga dibarengi dengan haul ke-120 R.A Kartini. Turut hadir pada acara tersebut jajaran Forkopimda Jepara, anggota TNI-Polri, tokoh masyarakat, tokoh adat, akademisi, jurnalis, mahasiswa hingga berbagai lapisan elemen masyarakat tercatat lebih dari 120 orang yang hadir.
Buku yang ditulis oleh jurnalis senior Hadi Priyanto, bersama Humas Polres Jepara, ini berisi gambaran perjalanan dan pengabdian AKBP Wahyu Nugroho Setyawan sebagai anggota Polri, dalam melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Mozaik Pengabdian di Bumi Kartini merupakan buku semi biografi AKBP Wahyu Nugroho dari masa kecil sampai bertugas di Jepara.
Dimulai dari lahir di Boyolali 19 Maret 1982 dari pasangan H. Subadri dan Hj. Heni Heryanti. Sekolah Dasar dan SMP di Boyolali kemudian SMA di Magelang tepatnya di SMA Taruna Nusantara.
Tahun 2000 Wahyu Nugroho masuk AKPOL Semarang kemudian penugasan pertama di Polda Metro Jaya setelah lulus dari Akademi Kepolisian tahun 2003 hingga menjadi Kapolres Sukoharjo tahun 2021 dan Kapolres Jepara tahun 2023 .
Berkat keberanian dan kemampuannya memanfatkan peluang dari Institusi Kepolisian untuk menambah ilmu dan pengetahuan yang linier dengan bidang tugas di kepolisian, dia mendapatkan dua beasiswa program S-2 di Macquarie Universty Australia dan Universitas Indonesia.
Potongan-potongan itu di susun menjadi “Mozaik Pengabdian AKBP Wahyu Nugroho Setyawan S.I.K. M. PICT. M. KRIM. di Bumi Kartini’. Termasuk ide besarnya mencanangkan “Kampung Kartini’ Tangguh”, di Jepara dan satu-satunya di Indonesia.
Di dalam buku setebal xi + 183 halaman, terdiri dari 19 bab tersebut berbagi kisah tentang perjuangan, mimpi, dan kekuatan leluhur yang terasa begitu kuat di Bumi Kartini. Ia berharap buku itu menjadi inspirasi bagi masyarakat Jepara dan seluruh Indonesia agar terus melakukan hal-hal baik yang dapat dikenang di lingkungan sekitar.
Sementara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan sendiri berharap, buku ini memberi manfaat dan inspirasi terutama generasi muda serta masyarakat Jepara dalam mewujudkan cita – cita sesuai bakat dan minatnya.
“Selain itu, saya juga berharap buku ini menjadi memori bagi saya selama berada disini. Saya mencoba memberikan yang terbaik melalui buku ini dan kedepannya saya juga berharap bisa bermanfaat baik untuk anggota Polres maupun masyarakat Jepara,” ucap AKBP Wahyu Nugroho saat peluncuran.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan waktu, agar menjadi pintu pembuka dan tolok ukur kesuksesan seseorang, yang diwujudkannya melalui “Waktu adalah anugerah’. AKBP Wahyu menyampaikan bahwa, pesan dari bukunya adalah pentingnya melakukan hal-hal baik yang dapat dikenang dan terus berusaha untuk kemajuan banyak orang.
Pendidikan bagi Perempuan
Sebagai pelopor gerakan emansipasi, menurut AKBP Wahyu, Kartini menyuarakan impian untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi perempuan, melalui surat-suratnya. Gerakan yang dipelopori oleh Kartini membuka jalan bagi wanita Indonesia untuk mengakses pendidikan dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat.
Selain itu, dalam melaksanakan tugas di Kabupaten Jepara, AKBP Wahyu mengaku banyak mendapat inspirasi dari nilai-nilai kejuangan R.A. Kartini, sehingga nilai-nilai budaya kearifan lokal Jepara itu ia implementasikan dalam tugas kepolisian seperti dengan membuat program ‘Polwan Kartini Jepara Menyapa’ dan ‘Kampung Kartini Tangguh’.
Kedua program ini berupaya semakin mendekatkan Polri dengan masyarakat dengan menerjunkan langsung para petugas Polwan untuk membantu permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat Jepara. (Boedi/ss).