Delapan Kelurahan di Enam Kecamatan Kota Semarang Dilanda Kekeringan


BPBD Kota Semarang menyalurkan bantuan air bersih ke warga di Kota Semarang yang terdampak kekeringan. (foto: dok bpbd kota semarang)

Semarangsekarang.com– Puncak musim kemarau yang hingga kini semakin berkepanjangan sangat berdampak pada kekeringan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), meluas. Bahkan tiap hari, setidaknya bisa empat hingga enam tangki air disalurkan kepada ribuan jiwa yang kekurangan air bersih di Kota Semarang ini.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro P Martanto, mengatakan dari Februari hingga Agustus, total sudah ada 78 tangki air yang disalurkan kepada mereka yang membutuhkannya. Pasokan air bersih itu mulai masif disalurkan sejak pertengahan Juli 2023.

“Dari APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) ada 68 tangki, dan CSR 10 tangki atau 390.000 liter air bersih yang sudah disalurkan untuk 3.807 KK (kartu keluarga),” kata Endro, Rabu (30/08/2023).

Secara rinci, berdasarkan data BPBD Kota Semarang selama periode Februari hingga Agustus 2023, sudah ada enam kecamatan yang mengalami dampak kekeringan, yakni di wilayah Kecamatan Pedurungan, Genuk, Banyumanik, Tembalang, Ngalian, dan Mijen. Dari lima kecamatan tersebut, droping paling banyak berada di Tembalang, 24 tangki dan Banyumanik 17 tangki.

“Dampak kekeringan meluas. Untuk jiwanya juga sama, bertambah. Bahkan data kita 10 hari lalu, masih diangka 2.400 lebih (KK), tapi sekarang sudah diatas angka 3.000 lebih. Bahkan hari ini kita terima laporan dari camat Mijen sudah ada beberapa kelurahan mulai terdampak kekeringan, salah satunya sulit air berish,” ungkapnya.

Akibat kemarau panjang yang tak kunjung usai dan mulai masifnya pendistribusian air bersih tiap harinya, BPBD Kota Semarang mulai mengandalkan bantuan dari pihak ketiga. Kendati demikian, saat ditanya stok tangki air di Kota Semarang sudah habis atau mulai menipis, pihaknya tak memberikan jawaban pasti.

“Ini mulai mengandalkan bantuan CSR dari pihak ketiga. Itu artinya air droping bisa dari sumber mata air di Ungaran (Kabupaten Semarang) atau Kota Salatiga. Karena kalau kita sendiri dari PDAM (perusahaan daerah air minum),” jelasnya.

Kendati dampak kekeringan telah meluas dan pendistribusian air mulai mengandalkan pihak ketiga, BPBD Kota Semarang masih menerapkan status siaga atau belum tanggap darurat. Meskipun, Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan jika kemarau dimungkinkan masih terjadi hingga bulan awal tahun 2024 mendatang.

Berikut Kelurahan yang terdampak kekeringan di Kota Semarang berdasarkan data BPBD Kota Semarang : Kecamatan Pedurungan : Kelurahan Penggaron Kidul, Kecamatan Genuk: Kelurahan Gebangsari. Kecamatan Banyumanik : Kelurahan Jabungan, Kelurahan Gedawang. Kecamatan Tembalang : Kelurahan Rowosari, Kecamatan Mijen : Kelurahan Wonoplumbon. Kecamatan Ngalian, Kelurahan Gondoriyo, Kelurahan Wonosari. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top