Syeikh Mohammed Rateb dari Palestina Puji Ganjar dan Wayan Koster

Syeikh Abdussatir Ziyadah dari Palestina saat ceramah usai salat terawih di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih Raya, Ngaliyan, Semarang, Jumat (31/03/2023).
Semarangsekarang.com – Syeikh Mohammed Rateb dari Palestina memuji sikap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster terkait penolakan tim nasional Israel U-20 bertanding di Indonesia.
Dua kepala daerah ini dinilai mewakili sikap kaum muslimin Indonesia terhadap rencana kehadiran timnas Israel ke Bali itu.
Hal itu dikemukakan oleh Syeikh Mohammed Rateb ketika menyampaikan ceramah seusai memimpin salat isya, tarawih, dan witir di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih Raya, Ngaliyan, Semarang, Jumat (31/03/2023) malam.
Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara Takmir Masjid Baitussalam, KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Komisariat UIN Walisongo Semarang, dan BBI (Bahagia Berbagi Indonesia) Semarang.
Syeikh Mohammed Rateb dalam ceramah berbahasa Arab dan kadang bercampur dengan bahasa Indonesia itu mengatakan, sikap Ganjar dan Koster itu telah terdengar sampai ke rakyat Palestina.
Mereka terharu karena ada perhatian dan simpati terhadap perjuangan rakyat Palestina melawan Israel. Mereka menyampaikan salam kepada segenap masyarakat Indonesia.
Menurut Syeikh Mohammed Rateb, keakraban hubungan Indonesia dengan Palestina dapat dilihat dari segi historis. Palestina merupakan salah satu negara pertama yang mengakui Indonesia sebagai negara merdeka secara de facto, tanggal 6 September 1944.
Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia oleh seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. Dukungan Palestina terhadap kedaulatan Indonesia sudah disampaikan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia saat Muhammad Amin Al-Husaini mengucapkan selamat kepada bangsa Indonesia meskipun belum resmi merdeka.
“Bentuk dukungan Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia juga terlihat ketika Palestina melobi negara-negara di kawasan Timur Tengah yang berdaulat di Liga Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Palestina menjadi salah satu negara yang tanpa ragu memberikan pengakuan dan dukungan bagi kemerdekaan Indonesia. Meskipun sampai hari ini Palestina sendiri belum pernah mengenyam kemerdekaan,” katanya.
Syeikh Mohammed Rateb menuturkan, segi sejarah, Palestina merupakan negeri yang diberkahi Allah hingga menyandang julukan negeri Anbiya atau negeri para nabi. Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Yakub, Nabi Yusuf, Nabi Musa, dan Nabi Ibrahim adalah para nabi yang dimakamkan di Palestina.
Palestina, demikian Syeikh Mohammed, adalah negeri Isra dan Mikraj. Hal ini jelas tercantum dalam Alquran, Surat Al-Isra ayat 1: “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
“Peristiwa ini memberikan isyarat kepada umat Islam di setiap tempat dan waktu, wajib menjaga dan melindungi Rumah Suci (Baitul Maqdis) dari keserakahan musuh-musuh Islam. Umat Islam tidak boleh takut dan gentar dalam menghadapi kaum Zionis Yahudi, yang telah menodai dan merampas Baitul Maqdis dari kaum Muslimin Palestina,” tegasnya.
Kegiatan di Masjid
Ketua Takmir Masjid Baitussalam M Masono mengatakan, ceramah Syeikh Mohammed Rateb ini merupakan rangkaian kegiatan Masjid Baitussalam di bulan Ramadan. Selain Syeikh Mohammed Rateb, juga Syeikh Zaid Al-Mudawakh dan Syeikh Raed AD Ramahi juga dari Palestina. Ada juga Habib Ja’far Shodiq Al-Munawar dan Syeikh Ammar Azmi Ar-Rafati Al-Jaylani.
“Kami berusaha mendekatkan jamaah Masjid Baitussalam dengan para ulama dan habib. Semoga ada manfaat bagi upaya penambahan iman dan ilmu,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut Masono, setiap malam di Masjid Baitussalam diadakan salat tarawih dan witir setelah salat isya berjamaah. Kemudian diadakan tadarus atau membaca Alquran secara bersama, baik untuk kalangan anak-anak, ibu-ibu, dan bapak-bapak. (subagyo-SS)