Yoyok Sukawi Ziarah ke Makam Pendiri Kota Semarang


Calon Wali Kota Semarang 2024, Yoyok Sukawi saat berziarah ke Makam Sunan Pandanaran di Jalan Mugas Dalam II, Kelurahan Mugassari, Semarang Selatan, Kota Semarang, Selasa (11/9/2024) (foto : ist)

Semarangsekarang.com (Semarang),- Calon Wali Kota Semarang 2024, Yoyok Sukawi melakukan  ziarah ke Makam Sunan Pandanaran di Jalan Mugas Dalam II, Kelurahan Mugassari, Semarang Selatan, Kota Semarang, Selasa (11/9/2024) malam.

Sunan Pandanaran atau yang dikenal dengan Ki Ageng Pandanaran ialah pendiri Semarang yang diangkat oleh Sultan Demak Bintara sebagai Bupati Semarang. Ki Ageng Pandanaran juga seorang tokoh penyebar Islam di Semarang asuhan Sunan Kalijaga.

Kedatangan Yoyok Sukawi ke Makam Sunan Pandanaran untuk berziarah, sebagai upaya menghargai tokoh yang berperan penting dalam perjalanan sejarah Kota Semarang. Pada kesempatan tersebut Yoyok  berdoa kepada Allah agar dalam perjalanannya ke depan, Kota Semarang bisa lebih maju, masyarakatnya sejahtera, dan pemerintahan juga berjalan lebih baik.

Pada kesempatan itu, Yoyok Sukawi didampingi Ketua Tim Pemenangan Wahyoe “Liluk” Winarto dan Anggota DPRD Kota Semarang dari Fraksi PKB Saiful Bahri. Rombongan disambut Ketua Yayasan Sunan Pandanaran Semarang, Aris Pandan Setiawan.

Sebelum berziarah, Yoyok Sukawi mengikuti salat Isya berjemaah di masjid terlebih dahulu. Selepas itu dipimpin Ketua Yayasan, mereka memasuki makam untuk membaca tahlil dan berdoa di hadapan pusara Ki Ageng Pandanaran Semarang.

Calon wali kota Semarang dari Koalisi Semarang Bermartabat tersebut mengatakan, tradisi ziarah ialah bentuk penghormatan terhadap tokoh-tokoh penting yang sudah menjadi kearifan lokal di Indonesia. Menurutnya, nilai-nilai budaya dan keagamaan ini harus terus dipertahankan.

“Kita tahu bahwa Ki Ageng Pandanaran   adalah pendiri Kota Semarang yang dulunya masih kabupaten. Kehadiran kami di sini tentu untuk menghormati dan mengenang tokoh yang sangat berjasa bagi perjalanan Kota Semarang ini,” ujar CEO PSIS tersebut.

Menurutnya, ziarah bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga sebagai pengingat pentingnya menghargai dan mengingat jasa leluhur untuk langkah besar yang akan diambil.

“Tentu setiap langkah dan keputusan yang kami ambil harus dilandasi dengan doa dan niat baik. Kami memohon doa restu dari Allah dan juga leluhur, semoga hajat dan ikhtiar kami sebagai warga untuk mengabdi di Kota Semarang dapat dimudahkan dan dikabulkan,” kata dia.

Meminta doa restu

Sementara itu, Ketua Yayasan Sunan Pandanaran Semarang, Aris Pandan Setiawan mengatakan, pihaknya senang mendapat kunjungan dari Yoyok Sukawi. Menurutnya, apa yang dilakukan Yoyok ialah hal yang lumrah, di mana setiap calon pemimpin sebaiknya meminta doa restu dari pemimpin terdahulu.

“Kami menerima kunjungan dari Mas Yoyok, beliau salat dan berziarah di Makam Sunan Pandanaran. Jadi beliau istilahnya kulonuwun, dan kami mendoakan semoga semua hajat-hajat beliau bisa lancar dan dikabulkan,” ujar dia.

Pada kesempatan itu, Aris memberikan sebuah keris dari koleksi museum Yayasan Sunan Pandanaran kepada Yoyok Sukawi. Keris itu merupakan simbol kebaikan dan perdamaian serta memiliki filosofi bahwa pemimpin harus memegang amanah dengan baik.

“Keris itu kan dari salah satu koleksi Yayasan Sunan Pandanaran sebagai simbol kebaikan dan perdamaian. Dan filosofinya biar semuanya ini memegang amanah dengan baik ke depannya,” ungkap dia. (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top