Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the all-in-one-seo-pack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/semara37/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Pemkot Semarang Siap Bantu Nelayan Terdampak Cuaca Ekstrem - Semarangsekarang.com

Pemkot Semarang Siap Bantu Nelayan Terdampak Cuaca Ekstrem


Beberapa Perahu yang rusak di wilayah Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. (foto : ist)
Semarangsekarang.com- (Semarang),- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memastikan bakal memberi bantuan kepada nelayan yang terdampak cuaca ekstrem. Setidaknya ada dua wilayah kampung nelayan yang terdampak. Bahkan, banyak kapal nelayan mengalami kerusakan. Yakni di wilayah Mangunharjo dan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu.

Saat ini, Dinas Perikanan Kota Semarang tengah melakukan inventarisasi perahu nelayan yang rusak itu. Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang, Sih Rianung menyebut, ada 24 perahu nelayan yang hanyut, satu perahu diketahui hilang dan belum ditemukan sampai sekarang. Dari jumlah tersebut enam perahu mengalami kerusakan ringan dan delapan mengalami kerusakan sedang.

“Lima perahu milik nelayan rusak berat, ada mesin kapal yang mengalami kerusakan, bahkan ada dua mesin yang hilang. Ada pula alat tangkap seperti jaring yang hilang,” ujarnya.

Seperti arahan Wali Kota Semarang, Rianung memastikan, pihaknya bakal intens berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk penanganan pasca-bencana. Apalagi sejumlah nelayan bahkan tidak melaut karena cuaca buruk ditambah ada kerusakan perahu dan peralatannya.

“Kita akan komunikasi dengan OPD lainnya, para nelayan ini nggak bisa melaut, jadi butuh bantuan sembako. Selama ini bantuan hanya berupa nasi bungkus,” tuturnya.

Ia mengakui perlunya pembangunan jembatan darurat bagi nelayan di RW 7 Mangkang Wetan. Jembatan yang selama ini jadi penghubung putus karena terdampak banjir. Jembatan ini biasanya digunakan untuk aktivitas nelayan sekaligus untuk sandar perahu.

“Kemarin juga ada evaluasi perlu dipasang alat peringatan dini banjir (early warning system) di sungai Plumbon dan Beringin, terutama yang dekat dengan kampung nelayan,” imbuhnya. (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top