Solo – Wonogiri, Dengan Batara Kresna
Penumpang KA. Batara Kresna menikmati perjalanan Solo-Wonogiri (foto : khilmy)
Memberi Pengalaman Baru bagi Wisatawan
Semarangsekarang.com (Solo),- Solo telah menjelma menjadi salah satu kota tujuan wisata. Satu persatu destinasi, muncul melengkapi tempat tempat wisata yang sudah ada sebelumnya. Mulai dari wisata kuliner, budaya, hingga religius. Tetapi, tak lengkap rasanya, bila pergi ke Solo tanpa menikmati eksotisme kawasan wisata yang ada disekitarnya. Salah satu destinasi, itu adalah Bendungan Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri.
Di Gajah Mungkur, wisatawan bisa menyaksikan keindahan alam di sana. Pengunjung dapat menyewa perahu, untuk melihat deretan keramba ikan maupun pembangkit listrik tenaga air. Tak hanya itu, di bendungan ini wisatawan juga bisa menikmati aneka citarasa ikan air tawar yang dijajakan penduduk setempat. Selain itu pengalaman baru, menyaksikan keindahan dari ketinggian menggunakan paralayang juga tersedia.
Keindahan alam di kawasan bendungan Gajah Mungkur akan semakin lengkap, jika perjalanan dari Solo menuju Wonogiri dilakukan menggunakan kereta api Batara Kresna. Sarana transportasi umum, ini akan memberi keunikan tersendiri. Hanya dengan mengeluarkan kocek sebesar Rp 4000, wisatawan akan mendapat pengalaman menarik. Kenangan itu juga semarangsekarang.com rasakan saat mencoba merasakan KA. Batara Kresna pada Sabtu (10/8/2024)
Berangkat dari stasiun Purwosari Solo, KA. Batara Kresma memberi pengalaman berbeda. Kereta, ini melintasi rel yang terdapat di jalan protokol Slamet Riyadi. Tanpa pengaman dan tanpa pembatas, melaju dengan sombongnya si arena punggung jalan. Suasana ini tak ayal menjadi tontonan sendiri bagi para pengguna jalan. Terlebih, dibeberapa ruas terompet kereta senantiasa menyalak dengan keras.
Perjalanan ini akan berhenti sesaat di stasiun Solo kota untuk menaikkan penumpang dari sana. Selepas stasiun Solo Kota, Batara Kresna teru melaju di rel yang tidak dilengkapi dengan pengaman juga pembatas. Bahkan, acapkali terlihat ada bangunan yang berdiri sangat mepet dengan posisi rel, membuat kesan, seolah bangunan tersebut bakal disruduk Batara Kresna.
Selepas stasion Solo Kota, penumpang akan disuguhi beberapa rumah joglo khas Jawa tengah yang berdiri dengan elegan. Rumah-rumah yang dirawat pemiliknya, itu terlihat sangat unik dan menarik, juga semakin sulit ditemukan ditempat lain. Tak seberapa lama, penumpang akan sampai di Stasiun Sukoharjo.
Di Stasiun Sukoharjo dan dua stasiun berikutnya, yaitu Pasanguter dan Wonogiri terlihat PT. Kereta Api Indonesia giat melakukan pembangunan. Baik berupa penambahan rel maupun pembuatan peron. PT. KAI juga memperkuat jembatan, serta pengeprasan tanah agar aman dijadikan perlintasan kereta. Dibeberapa tempat, laju kereta juga teras oleng. Bersyukur kecepatan laju Batara terhitung lamban, membuat penumpang terhindar dari rasa mabuk.
Selama perjalanan, sawah, sungai dan hutan jati menjadi pemandangan yang sayang untuk dilewatkan. Juga pemandangan rumah-rumah warga yang posisinya benar-benar dekat dengan laju kereta. Terkadang kita juga menemukan warga yang tengah bersiam diri di teras rumahnya, menciptakan suasana alam pedesaan nantenang.
Menanggapi pembangunan, disepanjang perlintasan Solo Wonogiri, Manager Humas PT. KAI Daop VI Yogyakarta Krisbiyantoro mengungkapkan KA Batara Kresna merupakan KA Perintis yang masih diberi subsidi dari Pemerintah. Diharapkan nantinya juga akan mampu menjadi pendukung percepatan pertumbuhan perekonomian di wilayah Wonogiri.
“Saat ini jalur lintas Purwosari – Wonogiri sedang dilakukan pekerjaan “peningkatan jalur” yang bisa digunakan untuk kecepatan lebih tinggi dari sebelumnya,” kata Krisbiantoro lagi. .
Kribiyantoro juga mengungkap, para penumpang KA Batara Kresna umumnya adalah pelancong yang hendak berwisata di Wonogiri. Seperti, waduk dan pasar. Sedang penumpang dari Wonogiri, rata-rata merek yang ingin melancong ke Solo, bahkan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta dengan KRL.
“Moment weekend dan liburan, okupansi penumpang tinggi, bahkan bisa 100% karena memang jumlahnya dibatasi,” pungkasnya. (mbo/ss)