Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the all-in-one-seo-pack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/semara37/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Tanaman Hias di Median Jalan Protokol Semarang Mengering - Semarangsekarang.com

Tanaman Hias di Median Jalan Protokol Semarang Mengering


Kondisi tanaman hias yang ditanam di dalam pot sekaligus dijadikan untuk median jalan dan estetika kota berada di sepanjang jalan Pandanaran, Kota Semarang daunnya mengering dan mati. (foto : subagyo).

Semarangsekarang.com (Semarang)- Kemarau melanda Kota Semarang. Panas terik matahari di siang hari berakibat panas menyengat. Cuaca panas mengakibatkan keindahan taman jalan sedikit berkurang.  Tanaman  hias seperti di median sepanjang  Jalan Pandaran tak bisa tumbuh subur bahkan daun-daun tanaman mengering dan akhirnya mati.

Sejumlah tanaman hias di pot sekaligus difungsikan sebagai median jalan di Kota Semarang saat kemarau kondisinya memprihatinkan. Daun-daun mengering dan tanaman pada mati. Seperti tanaman hias yang berada di sepanjang jalan, di depan Hotel Santika Premier hingga arah Bunderan Simpanglima, Daun-daun  tanaman  mengering dan gosong. Dan hanya tinggal batang tanaman yang mengering.

Jenis tanaman bunga kertas atau Bougenville yang biasa   hidup tahan  terhadap cuaca panas juga tak mampu bertahan hidup di musim kemarau yang menyengat. Penggunaan median dengan pot tanaman ini sendiri bertujuan untuk keamanan pengendara saat melintas dan sekaligus untuk estetika wajah kota.

Isheru (51) warga Ketileng mengaku bahwa, tanaman hias yang ada di dalam pot ini yang juga dipakai untuk median jalan kondisinya memprihatinkan, banyak yang kering dan bahkan tinggal batangnya saja. Daun dan bunganya pun tak muncul lagi karena sudah mengering pada musim kemarau.

“Biasanya tanamannya segar, daunnya hijau dan bunganya keluar warna warni. Tapi pada musim kemarau seperti saat ini, menjadi kering dan akhirnya mati,” ucapnya, Kamis (25/7/2024).

Ia berharap agar tanaman hias tetap hidup dan tumbuh, dari sisi perawatan pada tanaman yang terutama di dalam pot dan di taman juga perlu diperhatikan lagi untuk disirami dengan ekstra.

“Karena saat musim kemarau, cuaca panas ekstrem  membuat tanaman tak bisa bertahan dan akhirnya mati. Jadi penyiraman harus ekstra diperbanyak lagi intensitasnya oleh Pemkot Semarang, agar semua tanaman kondisinya tidak layu dan jadi mengering sampai ada yang mati terutama saat musim kemarau,” katanya.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Semarang, Antonius Hariyanto mengatakan, median jalan dengan pot tanaman hias ini agar dari sisi keamanan pengendara terjaga, bertujuan untuk pengendara tidak mengambil jalur pengendara lain yang melintas dari arah berlawanan.

“Dari sisi estetika wajah kota, terlihat cantik dengan adanya tanaman hias ini. “Median jalan dari pot tanaman ini dipasang di sepanjang Jalan Pandanaran, mulai dari Bunderan Tugu Muda sampai Bunderan Simpanglima Semarang,” katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut pada bulan Juli merupakan puncak musim kemarau tahun ini. Bahkan, menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 30 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami darurat kekeringan.  (subagyo/ss)

Berita Terkait

Top