31 Peserta PKN Tingkat I Angkatan LXI LAN Tekankan Kebijakan Strategis Ekonomi Masa Depan
Plt Kepala LAN Dr Muhammad Taufiq, DEA (foto : ist)
Semarangsekarang.com (Jakarta ) – Pemerintah berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi masa depan (new economics for sustainable development) yang berkelanjutan, inovatif dan inklusif dengan fokus pada pengembangan sektor-sektor kunci yang akan menjadi motor utama perekonomian nasional. Ekonomi masa depan, sendiri lahir sebagai respons masyarakat global terhadap tantangan dunia yang semakin kompleks. Seperti, perubahan iklim, ancaman kehilangan keanekaragaman hayati, degradasi habitat alami, krisis pangan, krisis air, krisis energi, serta gap sosial-ekonomi yang semakin melebar.
Isu ekonomi masa depan menjadi bagian dari Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, terutama pada Cita kedua yang berbunyi: “Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara, dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Di samping, itu ekonomi masa depan juga menjadi bagian penting dalam Konsep Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Beranjak dari isu tersebut, dilaksanakanlah Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LXI Tahun 2024. Acara ini diselenggrakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN), dan diikuti 31 peserta lintas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. PKN Tingkat I telah menyusun Policy Brief yang berjudul ”Strategi Penguatan Ekonomi Masa Depan sebagai Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Tinggi” berlangsung hingga 23 Desember 2024 di LAN RI Pejompongan, Jakarta.
Plt. Kepala LAN, Dr. Muhammad Taufiq, DEA mengatakan, Policy Brief ini diharapkan dapat menjadi rujukan pemerintah dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengedepankan prinsip inklusivitas dan lingkungan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan ekonomi masa depan yang inklusif dan berkelanjutan, pemerintah Indonesia merumuskan sejumlah langkah strategis yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal dan menghadapi tantangan global.
Sementara itu untuk pengembangan ekonomi hijau menurut Dr. Muhammad Taufiq, DEA perlu akselerasi Transisi Energi Nasional (TEN) yang penting untuk dilakukan. “Agenda transisi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia dari penggunaan sumber energi fosil dan ketergantungan terhadap impor energi,” kata Dr. Muhammad Taufiq, DEA di Jakarta, Jumat (6/12).
Dengan mengurangi ketergantungan tersebut, lanjut Dr. Muhammad Taufiq diharapkan akan menyelamatkan Indonesia dari krisis energi, krisis ekonomi, dan krisis lingkungan di masa yang akan datang. Dia mengatakan, Pengembangan Ekonomi Biru untuk mendorong peningkatan kontribusi sektor maritim terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), modernisasi infrastruktur pada sektor maritim dan penanggulangan praktik Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing sangat penting untuk dilakukan.
Pemerintah juga perlu memprioritaskan sektor ekonomi kreatif dengan mendukung dan memberdayakan pelaku usaha mikro dan kecil. Dengan demikian ekonomi kreatif dapat didorong untuk menjadi keunggulan komparatif Indonesia di pasar global. ”Hal itu untuk mewujudkan Pengembangan Ekonomi Orange atau Industri Kreatif,” jelasnya. (subagyo/ss)