Tap MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 Tidak Berlaku


Pimpinan MPR berfoto bersama dengan keluarga bung Karno (foto : mbo)

Pikiran Bung Karno Perlu Dikuatkan 

Semarangsekarang.com (Semarang),- Majelis Permusyawaratan Rakyat menggelar silaturahmi Kebangsaan Pimpinan MPR Dengan Presiden V Republik Indonesia Dan Penyerahan Surat Pimpinan MPR Kepada Keluarga Bung Karno Tentang Tidak Berlakuknya Lagi Tap MPRS No. XXXIII/MPRS/1967’. Acara tersebut berlangsung di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Komplek MPR DPR RI, Senayan, Jakarta Senin (9/9/2024). 

Hadir pada  acara itu Ketua MPR Dr. H. Bambang Soesatyo, BA., SE., SH., MBA; Wakil Ketua MPR, Dr. Ahmad Basarah, SH., MH; H. Ahmad Muzani, SSos., Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, Lc., MA.,  dan Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Juga  Menteri Hukum dan HAM Dr. Supratman Andi Agtas.

Dari keluarga Bung Karno, hadir  Prof. Dr (HC). Hj. Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra. Juga  anggota MPR/DPR dari Fraksi PDIP, serta Plt. Sesjen MPR Siti Fauziah, SE., MM.

Pada acara itu dilakukan penyerahan dokumen dari Pimpinan MPR kepada Menteri Hukum dan HAM dan Keluarga Bung Karno. Dalam acara tersebut dinyatakan bahwa TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno tidak berlaku lagi. Dalam tap itu antara lain  berbunyi bahwa  Presiden Sukarno disebut melindungi tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Dan dengan tidak berlakunya  tap tersebut,  maka segala tuduhan yang ditujukan kepada Soekarno menjadi gugur dan tidak terbukti.

Kepada media Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad  mengatakan bahwa acara itu sangat luar biasa. Yaitu pernyataan pencabutan tap tersebut dan rencana pemberian dokumen menurutnya sudah disampaikan oleh pimpinan MPR saat melakukan silaturahmi kebangsaan di kediaman Megawati. “Namun Ibu Mega ingin kabar pencabutan tap dan pemberian dokumen digelar di MPR”, ungkapnya.

Presiden ke-V Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDIP,  itu berharap rakyat dan bangsa Indonesia mengerti bahwa langkah politik yang dilakukan pada tahun 1967 merupakan kekeliruan masa lalu. “Pimpinan MPR setuju usulan Ibu Mega dan kita buat acaranya pada hari ini”, ujar Fadel Muhammad.

Dalam acara tersebut, putra pertama Soekarno, Guntur mewakili pihak keluarga menyampaikan pikiran-pikiran Bung Karno. Antara lain gagasan Soekarno tentang sosialisme. Meski demikian sosialisme yang diinginkan adalah sosialisme yang berketuhanan dan untuk kepentingan rakyat. Kata sosialisme oleh sebagaian orang dianggap berkonotasi negatif. 

“Tetapi pikiran Soekarno tentang sosialisme tidak demikian. Sosialisme yang ingin dikembangkan adalah sosialisme yang berketuhanan dan untuk kepentingan rakyat”, ujar Fadel Muhammad. 

Ditegaskan oleh Fadel Muhammad, bila Soekarno tidak mengembangkan sosialisme maka paham liberalisme dan kapitalisme akan berkembang kuat di tanah air. Dan itu perlu diangkat kembali ke permukaan untuk didiskusikan lagi.

Diakui Fadel, selama ini muncul gap yang dalam antara orang kaya dan miskin. Jumlah orang kaya dan miskin disebut seperti piramida. “Ini bisa terjadi karena meninggalkan pikiran-pikiran Bung Karno”, tuturnya. 

Menurut Fadel Muhammad Keluarga Bung Karno, terutama Guntur dan Megawati mengucapkan terima kasih kepada MPR. “Ibu Mega sampai terharu dan berkaca-kaca matanya”, ungkapnya. “Di usianya yang sudah semakin sepuh, Mas Guntur bisa melihat nama Bapaknya dipulihkan”, tambahnya. (mbo/ss)

Berita Terkait

Top