Sukses Menempuh Studi Doktor Administrasi Publik, Berikut Rahasia Sukses Mak Ita
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu
Semarangsekarang.com (Semarang),- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita mengikuti prosesi wisuda ke-174 Universitas Diponegoro di Gedung Muladi Dome Tembalang Semarang, Kamis (25/4/2024). Mbak Ita, berhasil meraih gelar doktor dengan predikat Summa Cumlaude atau IPK sempurna 4.00 Program Studi Doktor Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Usai prosesi wisuda, Mbak Ita mengatakan dirinya berjuang secara maksimal untuk mencapai prestasi, lulus dengan predikat Summa Cumlaude. Termasuk melakukan pengorbanan yang tidak kecil, termasuk mengorbankan kesenangan, dan menentukan skala prioritas.
“Harus ada skala prioritas, kalau bekerja tentu prioritas utama pekerjaan. Kemudian prioritas kedua sekolah dan rumah tangga kalau sudah menikah,” kata dia.
Jika dulu masih bisa bersenang-senang, berkumpul dengan teman, kata Mbak Ita namun karena ingin cepat selesai jurnal atau bahkan disertasi maka harus dikurangi bermainnya.
“Jadi yang kadang-kadang hilang ya mainnya ‘dolannya’, mungkin juga kurang tidurnya. Kita harus membagi pada saat jam kerja. Tetapi saat malam atau sore saat tidak ada pekerjaan kita bisa mengerjakan disertasi,” jelasnya.
Tips selanjutnya, kata dia, apabila mendapat koreksi dari promotor maka harus segera dikerjakan. “Sebenarnya saat kita sudah mendapatkan koreksi, revisi atau bahan-bahan disertasi tentunya harus langsung dikerjakan. Jangan menunda-nunda,” kata dia.
Tak kalah penting adalah, sering membaca referensi termasuk membaca jurnal-jurnal dan membuat jurnal. Tak hanya itu, Wali Kota perempuan pertama di Kota Semarang ini juga tak malu untuk bertanya kepada para senior maupun dosen jika terdapat hal yang tidak ia ketahui.
“Kita harus mau belajar dengan senior kita, belajar dari pengajar dan dosen. Saya bahkan tidak malu belajar dari Pak Bambang Pramusinto. Walaupun beliaunya kepala dinas atau jajaran saya tapi beliau lebih senior dari saya kalau urusan doktor atau pendidikan,” imbuh dia.
Tak sampai di situ, Mbak Ita juga tak malu untuk bertanya jika memiliki kendala dalam pembuatan jurnal-jurnal dan disertasi.
“Di Pemerintah Kota Semarang ini kan banyak contohnya, seperti Mas Safrinal doktor ahli lingkungan. Saat saya mengambil disertasi terkait Kota Lama Semarang. Beliau yang doktor ahli lingkungan sangat membantu. Ya gak perlu malu untuk belajar dengan teman maupun staf kita atau eselon II, gak perlu malu. Jangan merasa kita yang paling pinter,” pungkasnya. (subagyo/ss)