Pendaftar Lomba Foto Curug Kedung Kudhu Pudakpayung Terus Bertambah

Air terjun di kawasan objek wisata alam kota Semarang, ini menjadi buruan para fotografer yang siap berlomba untuk mengabadikan hasil keindahan sang pencipta. (foto : ist)
Semarangsekarang.com (Semarang),- Pendaftar Lomba foto objek wisata Curug Kedung Kudhu, Jembatan Dung Kopyah dan Ondorante serta penanaman pohon yang akan digelar pada 19 Oktober 2024 membludak. Hingga Selasa pagi ini (15/10/2024) peserta yang sudah mendaftar sebanyak 94 peserta. Lomba ini terbuka untuk umum, memperebutkan hadiah sebesar Rp 9 juta dari Camat Banyumanik, Eka Riswati SH .
Ketua Desa Wisata Pudakpayung, yang juga Ketua Panitia Penyelenggara lomba fotografi, Muhammad dan Vega menyatakan, antusiasme peserta dalam lomba kali ini luar biasa. Pendaftar datang dari berbagai penjuru kota di Indonesia. Loma foto ini, terselenggara atas kerjasama Kecamatan Banyumanik, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang (Disbudpar), Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Kota Semarang serta komunitas fotografi Semarang.
Komunitas yang antusias bergabung adalah Komunitas Fotografer Semarang (KFS), Komunitas Fotografer Kota Lama Semarang, Komunitas Diajeng Semarang (KDS), Komunitas Denok Kenang Semarang serta Karang Taruna Kota Semarang.
Untuk menambah hidupnya hasil jepretan peserta lomba, disiapkan model Semarang, baik yang tergabung dalam Komunitas Denok Kenang maupun Komunitas Diajeng. “Dipastikan suasana akan hidup dan meriah, ” tambah Muhammad.
Pendaftaran dibuka mulai 12 – 19 Oktober 2024. Pengiriman hasil karya 22 Oktober dan pengumuman juara lomba 2 November 2024
Lomba fotografi, ini kata Muhammad, digelar untuk ikut mensosialisasikan banyak destinasi wisata di Pudakpayung yang belum tergali. Baik objek wisata alam, edukasi maupun religi. Seperti Vihara Shimma 2500 Buddha Jayanti. Vihara ini selalu dikunjungi biksu dari Thailand. Vihara Shimma 2500 Buddha Jayanti memiliki nilai sejarah tinggi. Vihara, ini posisinya berada sebelum memasuki kawasan Curug Kedung Kudhu. Sedangkan objek lainnya, ada Vihara Buddha Gaya Watugong, Masjid Al Aliy, kampung kuliner dan bank sampah.
Semangat semua pihak dan warga untuk mewujudkan Pudakpayung menjadi destinasi wisata sangat luar biasa. Bu Lurah Pamirah misalnya, Ia mencoba membuat dan melengkapi objek wisata tersebut dengan sajian kuliner tradisional khas Pudakpayung, yakni Sego Berkat ( sejahterakan wargo dengan peran serta masyarakat). “Apabila wisatawan sudah mengalir, maka kesejahteraan warga akan terwujud, ” kata Muhammad. (subagyo/ss)