Karantina Jawa Tengah Gelar Bimtek Ekspor Salak
Segenap peserta bimbingan teknis ekspor salak melakukan foto bersama dengan jajaran Balai Karantina Jawa Tengah (foto : ist)
Semarangsekarang.com (Banjarnegara) Balai Karantina Jawa Tengah menyelenggarakan Bimbingan Teknis Persyaratan Ekspor Buah Salak Segar bagi para petani salak. Acara tersebut berlangsung di Kantor Kelurahan Desa Pakelen Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Selasa (10/12/2024).
Bimbingan teknis dibuka kepala Kepala Karantina Jateng Sokhib, diikuti 60 peserta, berasal dari kalangan Petani Buah Salak, Eksportir Buah Salak, Instansi dan Dinas terkait. Serta Mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Islam Tangguh yang sedang Kuliah Kerja Nyata di Desa Pakelen Kecamatan Madukara Banjarnegara.
Bertindak sebagai Narasumber dalam bimbingan teknis, itu adalah Irsan Nuhantoro, Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya Karantina Jawa Tengah. Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kab. Banjarnegara, Erwin Indriatmoko, Kabid Perkebunan dan Hortikultura dan Dari OKKPD Provinsi Jawa Tengah, Jatmika Eka Chandra, STP, MSc.
Dalam sambutannya, Sokhib antara lain mengatakan, Karantina memainkan peran yang sangat krusial dalam mengawal ekspor komoditas pertanian salah satunya salak segar. Karantina juga bertindak sebagai “penjaga gerbang” yang memastikan bahwa produk holtikultura yang akan diekspor memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan yang disyaratkan negara tujuan.
Peran utama karantina, itu diantaranya mencegah Penyebaran Hama dan Penyakit, Penegakan Standar Mutu, Perlindungan tanaman di dalam negeri dan Fasilitasi Perdagangan, menjadikan dasar dan landasan dilakukannya Bimbingan teknis.
“Hambatan yang dihadapi petani salak saat ini adalah, harga yang tidak stabil saat panen raya, dan adanya musim buah lainnya yang menjadi kompetitor harga, serta serangan hama penyakit tanaman salah satunya lalat buah,” ungkap Sokhib.
Karantina Jawa Tengah, mencatat selama Tahun 2023 dilakukan sebanyak 9 kali pengiriman buah Salak Segar tujuan Kamboja dan Taiwan, dengan berat mencapai 103.005 kg. Tahun 2024 mengalami peningkatan frekuensi menjadi 11 kali dengan tujuan China dan Kamboja, sebesar 131.550 kilogram.
Melalui bimbingan teknis, ini Sokhibberharap para petani salak di Desa Pakemen dapat meningkatkan kualitas buah salak. Yaitu melalui peningkatan pengetahuan mengenai teknik budidaya yang baik, pengendalian hama dan penyakit, serta pasca panen yang tepat. Juga pemahaman tentang bagaimana kiat memenuhi standar ekspor, seperti informasi mengenai persyaratan ekspor buah-buahan segar, termasuk sertifikasi dan label. Pengenalan potensi dan peluang pasar ekspor ke berbagai negara tujuan ekspor buah salak. Serta Membangun jejaring bisnis sehingga menjadi wadah bagi para petani untuk berinteraksi dengan pelaku usaha di sektor pertanian, sehingga dapat memperluas peluang bisnis.
Selain mendorong ekspor buah salak, menurut Sokhib kegiatan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Dengan meningkatkan produksi dan nilai tambah komoditas lokal, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, mengurangi ketergantungan pada impor, serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Saat ini Banjarnegara sendiri memiliki potensi yang sangat besar terhadap produksi buah salak segar. Data BPS mencatat di tahun 2023 Banjarnegara menduduki posisi tertinggi kedua setelah Magelang. Produksi salakj di Banjarnegara menyentuh 67.694 ton, dengan tujuan pasar lokal / domestik yakni Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Nusa Tenggara. (Wahid/ss)