Ketua Umum IMI Ajak Komunitas Otomotif Sosialisasikan Keselamatan Berkendara

Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo saat memberikan keterangan kepada awak media, Minggu (12/03/2023) Bamsoet ingin komunitas motor patuhi rambu lalu-lintas dan tidak Alarogan di jalan raya. (foto: istimewa)
Semarangsekarang.com (Jakarta) – Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan data Kementerian Perhubungan melaporkan bahwa tiap satu jam, rata-rata 2-3 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas diperkirakan mencapai 2,9 hingga 3,1 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2020. Atau sekitar Rp 44 triliun hingga Rp 47,8 triliun dengan total PDB sebanyak Rp 15.434 triliun.
“Karena itu, keberadaan komunitas otomotif sangat penting. Selain aktif melakukan turing dan menyelenggarakan kegiatan sosial kemanusiaan juga aktif mengedukasi para pengguna kendaraan motor besar tentang pentingnya kesadaran mematuhi rambu lalu-lintas, mewujudkan keselamatan berkendara dan berlalu lintas. Sehingga bisa menekan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas dan tidak arogan di jalan raya,” ujar Bamsoet usai menghadiri perayaan HUT ke-4 MBI DKI Jakarta, Minggu (12/03/2023).
Bamsoet memaparkan, menurut data Korlantas Polri, sampai November 2022 tercatat jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dari mulai mobil pribadi, bus, mobil barang, sepeda motor, hingga kendaraan khusus sudah mencapai 151,9 juta unit. Khusus untuk sepeda motor, sudah mencapai 126 juta unit. Terbesar berada di Jawa Tengah (17,6 juta unit), Jawa Timur (17,3 juta unit), DKI Jakarta (17,1 juta unit), dan Jawa Barat (15,7 juta unit).
“Data Korlantas Polri juga mencatat, jumlah kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia sejak Januari hingga September 2022 lalu mencapai 94.617 kasus, naik 70 ribu kasus dibanding periode yang sama pada tahun 2021. Serta mengakibatkan 19.054 orang menjadi korban jiwa atau naik 683 korban jiwa dibanding periode yang sama pada tahun 2021,” ungkap Bamsoet.
Selain itu Bamsoet juga menegaskan bahwa tidak ada yang salah dari memiliki hobi mengendarai motor besar. Dokter, pengusaha, cendikiawan, akademisi, selebritis dan berbagai kalangan lainnya sangat boleh menggeluti dunia otomotif. Bahkan dari hobi otomotif, bisa memperluas jaringan, sekaligus menjadikan komunitas otomotif sebagai perekat persatuan bangsa. (aria-SS)