Jaga Ketahanan Pangan, Mbak Ita Libatkan Masjid Lakukan Urban Farming


Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama pengurus masjid melaksanakan panen bawang merah di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah di Kota Semarang, Rabu (25/10/2023). (foto: istimewa)

Semarangsekarang.com – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan bakal mensupport masjid-masjid di Ibu Kota Jawa Tengah untuk melakukan urban farming. Bantuan yang akan diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) seperti edukasi cara melakukan penanaman hingga proses pemanenan.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya menjaga ketahanan pangan di Kota Semarang. Selain itu juga untuk menekan angka inflasi mengingat komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabai, serta bahan pokok lainnya sering mengalami kenaikan harga. Apalagi kebanyakan masjid di Kota Semarang memiliki lahan yang cukup luas.

Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu kemudian mencontohkan penanaman bawang merah yang berada di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Meski masih dalam tahap percobaan, namun dengan lahan seluas 2000 meter persegi mampu menghasilkan bawang merah yang melimpah.

“Ide ini awalnya saat saya diundang oleh Yayasan MAJT untuk panen melon. Kemudian saya mengusulkan sebaiknya ada diversifikasi jadi tidak hanya melon saja tapi ada tanaman yang bisa langsung bermanfaat dan juga sebagai pengendali inflasi. Karena kita tahu salah satu pemicu inflasi adalah tomat, bawang merah, kemudian juga cabai,” ujarnya di sela-sela kegiatan memanen bawang merah di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kota Semarang, Rabu (25/10/2023).

Mbak Ita tak membayangkan jika seluruh masjid melakukan urban farming dengan menanam sayuran yang bisa mengendalikan inflasi. Sebab, hanya dengan satu hektare lahan saja mampu menghasilkan sekitar 15 ton bawang merah. Oleh karena itu, Pemkot Semarang melalui Dinas Pertanian bakal memberikan bantuan untuk urban farming di masjid-masjid.

“Surprise karena ternyata biasanya satu hektare itu untuk bawang merah menghasilkan 9-10 ton. Tetapi ini tadi dihitung ternyata bisa sampai 14,6 ton per hektare. Ternyata selisih banyak sekali. Hasilnya tentu bisa mensejahterakan bagi masyarakat dan pengurus masjid, kemudian petani senang karena hasilnya luar biasa,” paparnya.

Dirinya berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut sehingga bisa memunculkan mata pencaharian untuk masyarakat sekitar masjid. Ke depan, Pemkot Semarang bakal membangun Toko Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memasarkan hasil urban farming.

Sementara itu, Dewan Pengawas Pengurus Pengelola MAJT, KH Ahmad Darodji mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Semarang karena telah memberikan bantuan dan masukan terkait pemanfaatan lahan yang ada. Ke depan, pria yang juga menjabat sebagai Ketua MUI ini juga akan mendorong masjid-masjid lain untuk melakukan urban farming pengendali inflasi.

“Motivasi bisa mengendalikan inflasi bisa membuat kita ini ternyata tanah digarap bisa bermanfaat. khusus pengurus masjid bisa memanfaatkan tanah sehingga bisa melaksanakan pengentasan kemiskinan. Dan insya-Allah akan diaplikasikan ke masjid lain dengan di sini sebagai contoh,” imbuhnya. (subagyo-SS)

Berita Terkait

Top